Ki Hajar Dewantara nama kecilnya RM. Soewardi Soeryaningrat, lahir di Yogyakarta tanggal 2 Mei 1889. Putra Pangeran Soeryaningrat, cucu KGPAA Paku Alam III. Sesuai tingkat usianya, RM. Soewardi dan bermain layangan. RM.Soewardi tergolong anak yang aktif kreatif dan kreatif namun memiliki sikap hidup sederhana. Beliau juga selalu memperhatikan nasib rakyat kecil yaitu ingin mengangkat derajat rakayat kecil. Setelah berusia 40 tahun RM. Soewardi Soeryaningrat berganti nama Ki Hajar Dewantara.

Pada usia 7 tahun, RM.Soewardi masuk sekolah ELS (Europeesche Legere School) yaitu sekolah SD bagi orang Eropa. Beliau giat belajar dan menguasai bahasa Belanda. Setelah lulus ELS, beliau dapat mengajar anak rakyat yang sebagian besar tidak mendapat kesempatan belajar. Setelah tamat dari KS (setara SLTA) tahun 1907, RM.Soewardi melanjutkan ke Universitas Eropa yaitu Sekolah Kedokteran di Stovia (Jakarta) dengan harapan nantinya dapat menolong rakyat yang masih memerlukan pengobatan. Namun sayang, ketika menginjak tingkat III, beliau sakit danakhirnya dikeluarkan dari Stovia dengan mendapat sertifikat istimewa atas kemampuannya berbahasa Belanda.

Ki Hajar Dewantara bercita-cita menjadi pemimpin dunia yang terkenal dengan konsep Tri Hayu yang selalu didiskusikan setiap malam Slasa Kliwonan. Konsep TriHayu tersebut yaitu :

1.       Memayu Hayuning Salira à mencita-citakan kebahagian diri sendiri

2.       Memayu Hayuning Bangsa à mencita-citakan kebahagian bangsa

3.       Memayu Hayuning Manungsa à mencita-citakan kebahagian umat manusia di dunia

Pada tanggal 3 Juli 1922 di Yogyakarta, Ki Hajar Dewantara mendirikan Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa yang kemudian menjadi Perguruan Tamansiswa. Beberapa prestasi pendidikan yang diraih Ki Hajar Dewantara melalui Tamansiswa antara lain :

1.       Mengubah system pendidikan colonial yang beralaskan “paksaan-hukuman-ketertiban” menjadi pendidikan nasioanal yang memberikan perhatian terhadap hidup anak secara lahir dan batin menurut kodretnya sendiri.

2.       Melaksanakan system Life Long Education melalui Tri Pusat Pendidikan.

3.       Memprotes diberlakukannya Onderwijs Ordonantie (UU Sekolah Swasta) yaitu larangan mengajar bagi guru-guru Tamansiswa.

Ki Hajar Dewantara menganjurkan kepada para muridnya agar pertama-tama mampu memipin dirinya sendiri, mampu mendisiplinkan diri sendiri/ Swadisiplin yaitu disiplin atas kemampuan sendiri bukan karena sedang diperhatikan atau diawasi pihak lain.

Prinsip kepemimpinan Ki Hajar Dewantara dikenal dengan nama Trilogi Kepemimpinan (Sistem Among) yaitu :

1.       Ing Ngarsa Sung Tuladha à didepan seorang pemimpin harus mampu menjadi suri tauladan bagi orang yang dipimpinnya

2.       Ing Madya Mangun Karsa à ditengah seorang pemimpin harus dapat memberi motivasi bagi orang yang dipimpinnya

3.       Tut Wuri Handayani à dibelakang seorang pemimpin harus mampu mendorong sambil memberikan kekuatan bagi ornag yang dipimpinnya

Atas jasa-jasa beliau dibidang Pendidikan , Ki Hajar Dewantara mendapat penghargaan :

1.       Sebagai Bapak Pelopor Pendidikan Nasional dan Bapak Tamansiswa

2.       Hari lahir beliau tanggal 2 Mei diperingati sebagai hari Pendidikan Nasional Indonesia

3.       Konsep Tut Wuri Handayani dicantumkan dalam lambang Depertemen Pendidikan Nasional Indonesia

Beberapa pembiasaan yang dilakukan di Tamansiswa yaitu :

1.       Bila bertemu mengucapkan Salam dan Bahagia antar sesama teman, dengan bapak/ibu pamong

2.       Saling menghormati antar sesama teman, menghargai perbedaan agama, ekonomi dan latar belakang sosial budaya

3.       Menyampaikan pendapat secara santun, tanpa menyinggung perasaan orang lain

4.       Membiasakan diri mengucapkan terima kasih, kalau mendapat bantuan atau jasa dari orang lain

5.       Berani mengakui kesalahan dan meminta ma’af

6.       Bebrbicara yang santun, tidak jorok, kotor, kasar, mencaci maki, dll


0 comments to "RIWAYAT HIDUP KI HAJAR DEWANTARA"

Post a Comment